Ketika Cinta Tidak Dihargai

Aku memang tak pandai merangkai kata, maklumi saja Aku bukan penyair. Bila hanya tak diberi Aku tetap berhak memberi. Namun bila tak dihargai, Aku wajib mengerti. Aku tetap akan memberi walaupun Aku tidak akan mendapatkan apa-apa. Namun ketika Aku tidak dihargai, maka Aku wajib mengerti, wajib sadar bahwasanya Aku hanya mengemis cinta. Menyedihkan bukan? Ketika semua hal yang kita buang hanya untuknya, untuknya yang bahkan tidak mengerti betapa bodohnya membuang-buang waktu, demi kalbu. Lalu, apa alasanmu? Termakan trauma? Masa bodoh. Traumaku lebih banyak dan lebih buruk. Tidak percaya? Masa bodoh juga, kamu saja yang baru mengetahuinya. Trauma itu tentang ketakutan. Ketika kamu mengalami trauma, mengapa tak kau tinggalkan ketakutan itu? Mengapa memilih tuk terus bersama? Sedangkan, Aku dengan keras menjadi pelari(an) atas dosa-dosa yang tabu. Aku memang terkejut mendengar cerita traumamu. Dengan yang dilakukan olehnya padamu. Dan atas imanmu yang suci, entah mengapa ingin tetap bertahan dengannya, Si Biadab Cinta. Sakit rasanya bilamana cintaku yang jauh iklhas dibandingkan dengannya kau samakan. Sedih pikirku bilamana Kau tak menghargai hal-hal yang kusia-siakan. Selalu kupikir bahwa Sang Maha Esa sedang mengujiku, bahwa kuasa-Nya mengizinkan pertemuan kita untuk yang kesekian kalinya. Dan kuharap, sampai kita menua.



Sabtu, 22 Desember 2018 (01.50 WIB)
noisierlostcontrol@gmail.com
Brian Marcellino

Komentar